TRADISI MEMAOS SEBAGAI MEDIA EDUKATIF UNTUK MEMBANGUN JIWA RELIGIUS GENERASI MUDA
DOI:
https://doi.org/10.30762/ed.v2i1.560Keywords:
Memaos, Edukatif, ReligiusAbstract
Abstract: Every tradition in Indonesia has values, especially the religious value. Similarly, the Sasak their known as people who ethnically diverse have variety traditions which can be used for educational purposes it will be very useful to preserve and transferring good things and religious values to the younger generations. For example, the tradition of Memaos or read the manuscript of such palm leaves can be done by several people in Lombok. See that Sasak is the majority of Moslem, Memaos tradition or palm leaves reading is done on certain occasions, usually in the great days of Moslem. This paper aims to describe how the historical background of Memaos tradition in Lombok Sasak ethnic. How are the aspects of religious education in the Memaos tradition in Lombok Sasak ethnic, especially when it is used as a tool to pass on religious values to the younger generation? Those are some of the problems outlined in this paper. And the results show that Memaos appeared with the arrival of the Moslemic religion Lombok island and Memaos is able to be an instrumental in beguethed religious values as the actualization media of appreciation the values of Moslem
Abstrak: Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan sebuah daya tarik tersendiri yang membedakannya dengan negara lain. Hal ini merupakan warisan turun temurun dari para leluhur yang memiliki begitu banyak nilai-nilai di dalamnya. Keragaman budaya yang ada di Indonesia telah melahirkan pula keragaman wujud-wujud kebudayaan. Diantaranya adalah adat istiadat, upacara-upacara adat dan juga tradisi yang masih tetap dilestarikan oleh etnik-etnik di Indonesia. Setiap tradisi di Indonesia memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, terutama nilai religius. Demikian pula dengan masyarakat sasak yang dikenal sebagai masyarakat yang dari segi etnis yang cukup beragam memiliki beraneka ragam tradisi yang bila dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan maka akan sangat berguna untuk dijadikan sebagai alat untuk melestarikan serta mentransper hal-hal baik maupun nilai religius kepada generasi muda. Sebagai contoh yakni tradisi memaos atau membaca naskah lontar yang bisa dilakukan oleh beberapa orang pada suku sasak Lombok. Mengingat suku sasak mayoritas beragama Islam maka tradisi Memaos atau membaca lontar ini dilakukan pada acara-acara tertentu, biasanya pada hari-hari besar Islam. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sejarah latar belakang munculnya tradisi Memaos pada suku Sasak Lombok? Bagaimana aspek pendidikan religius pada tradisi Memaos pada masyarakat suku Sasak Lombok, terutama ketika ia digunakan sebagai alat untuk mewariskan nilai religius bagi generasi muda? Itulah beberapa persoalan yang coba diuraikan dalam tulisan ini. Dan hasilnya menunjukkan bahwa memaos muncul seiring dengan masuknya agama Islam di pulau Lombok dan Memaos mampu menjadi instrument dalam mewariskan nilai-nilai religius serta sebagai media aktualisasi penghayatan nilai-nilai keislaman.
Downloads
References
Abdullah, Subhan & Ahyar. Tradisi Nyaer Kitab Kifayat al-Muhtaj sebagai Media Dahwah di Lombok†(Jurnal Penelitian Keislaman, No. 2, Vol. 7, 2011), 421-436.
Arief furqan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 23-24.
C.A. van Peursen, Strategi Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisisus, 1988), 11.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. II (t. t: Balai Pustaka, t. th), 245.
Erni Budiwanti, Islam Wetu Tuku Versus Waktu Lama (Yogyakarta: LKis, 2000), 51.
Hasan Hanafi, Oposisi Pasca Tradisi (Yogyakarta: Sarikat, 2003), 2.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 146.
Lodge, Robert C, Philosophy of Education (New York:Harper & Brother, 1977), 23.
Moh. Nur Hakim, Islam, tradisi reformasi : "pragmatisme" agama dalam pemikiran Hassan Hanafi (Malang: Bayu Media Publishing, 2003), 29.
Muhaimin AG, Islam Dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret Dari Cerebon (Ciputat: PT. Logos wacana ilmu, 2001), 11.
Mursal Esten, Kajian Transformasi Budaya, (Bandung: Angkasa, 1999), 22.
Mustika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Nasional, 2004) 2-4.
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: Prenada Media Grup, 2007), 69.
Presiden't Commision of Higher Education, Higher Education for American Democracy. (a report) (New York :Harper & Brother, 1976), 5.
Richey, R, The theoretical and conceptual based of instructional design (New York: Nichols Publishing Company 1978). 489.
Roqib, Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Pendidikan Inte gratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat (Yogyakarta: LkiS, 2009), 16.
Sutan Takdir Alisjahbana, Seni dan Satra; ditengah-tengah pergolakan masyarakat dan kebudayaan (Jakarta: PT. Dian Rakyat, Cetakan Kedua, 2008), 2.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.