PETANI VS NEGARA: Studi Tentang Konflik Tanah Hutan Negara dan Resolusinyadalam Perspektif Fiqh

Authors

  • Abu Rokhmad Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri

DOI:

https://doi.org/10.30762/ed.v1i2.452

Keywords:

Forest land conflict, Islamic law, Konflik lahan hutan, hukum Islam

Abstract

Abstract: Forest land disputes since the rolling reform sticking 1998. The factors that trigger disputes, partly due; a) illegal logging Perhutani office harm; b) disputes between MDH with Perum Perhutani officials; c) violence committed by both sides in this dispute. Forest land dispute resolution conducted by using nonlitigation approach. To arrive at this settlement, MDH do strategies; a) self-organization; b) cooperation and communication with parties that have the same problem; c) demonstration; d) clearing and resistance revenge. The fourth strategy is used in order to conduct negotiations and mediation with the Perum Perhutani. The final result of the negotiation and mediation are the cooperation in such programs as Community Based Forest Management (CBFM) or the like. The use of various strategies that, as far as not violate the principles of Islamic law allowed. Implementation of the strategy should be done in a peaceful manner and does not cause damage (madarat).

Abstrak: Sengketa lahan hutan sejak reformasi bergulir mencuat 1998. Faktor-faktor yang memicu perselisihan, sebagian karena; a) Pembalakan liar merugikan kantor Perhutani; b) perselisihan antara MDH dengan pejabat Perum Perhutani; c) kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam perselisihan ini.Resolusi sengketa lahan hutan dilakukan dengan menggunakan pendekatan non litigasi. Untuk sampai pada penyelesaian ini, MDH melakukan strategi; a) pengorganisasian diri; b) kerjasama dan komunikasi dengan pihak-pihak yang memiliki masalah yang sama; c) demonstrasi; d) pembalasan dendam dan perlawanan. Strategi keempat digunakan untuk melakukan negosiasi dan mediasi dengan Perum Perhutani. Hasil akhir negosiasi dan mediasi adalah kerjasama dalam program seperti Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (CBFM) atau sejenisnya. Penggunaan berbagai strategi itu, sejauh tidak melanggar asas hukum Islam diperbolehkan. Implementasi strategi harus dilakukan secara damai dan tidak menimbulkan kerusakan (madarat).

References

A.T. Hamid, 1983, Ketentuan Fiqih dan Ketentuan Hukum yang kini Berlaku di Lapangan Perikatan, Surabaya: Bina Ilmu.

A’la al-Maududi, Abul, 1980, Dasar-dasar Ekonomi dalam Islam: Dan Berbagai Sistem Masa Kini, Bandung: Al-Ma’arif.

Abu Zahrah, Muhammad,1985, Ushul al-Fiqh, Beirut: Dar al-Fikr al-„Arabi.Agil Husin al-Munawar, Said, 2004, “Islah: Kajian Hukum Islam dan Hukum Positif”dalam Hukum Islam danPluralitasSosial, Jakarta: Penamadani.

Al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, juz IIAn-Nabhani, Taqiyuddin, 2002, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam, Surabaya: Risalah Gusti.Ash-Shiddieqy, Hasbi, 1975, Falsafah Hukum Islam,Jakarta: Bulan Bintan.

Baltaji, Muhammad, 2005, Metodologi Umar bin al-Khathab, Jakarta: Khalifa.

Dewi, Gemala, 2005, Hukum Perikatan dalam Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana dan FHUI.

Dir. Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1994, Kompilasi Hukum Acara Islam, Jakarta: Depag.

Ibn Isma’il As-Shan’ani, Muhammad, 1987, Subul al-Salam, jilid IV, Kairo: Maktabah al-Mujallad al-„Arabi, tt.Imam „Alauddin Abil Hasan Ali bin Khalil ath-Tharabilisi, 1973, Mu’inul Hukkam, cet.II, Mesir: Musthofaal-Bab al-Halabi.J.H. Boeke, 1983, Prakapitalisme di Asia, Jakarta: Sinar Harapan.

Kartodirdjo, Sartono (ed.), Elit Dalam Perspektif Sejarah, Jakarta: LP3ES, 1983. KompasJateng, tanggal 25 Agustus 2006. Aksestanggal 22 Agustus 2008.

Lounela, Anu, 2002, Berebut Tanah: Beberapa Kajian Berspektif Kampus dan Kampung, Yogyakarta: Insist.

M. Mangunwijaya, Fachruddin, 2005, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mary, Rahma, 2007, Dominasi dan Resistensi Pengelolaan Hutan di Jawa Tengah, Semarang: Humadan LBH Semarang.

McAdam, Doug, 2001, Sidney TarrowdanSharles Tilly, Dynamics of Contention, New York: Cambridge University Press.

N.L. Peluso, Rich Forests, 1992, Poor People: Resource Control and Resistence inJava, USA: University of California Press.Nugroho, Heru, 2001, Negara, Pasar dan Keadilan Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurjaya, “Menuju Pengelolaan Sumber Daya Hutan Yang Berorientasi Pada Pola Kooperatif: Perspektif Legal Formal,” Makalah disampaikan pada Workshop Peningkatan Fungsi dan Manfaat Sumber Daya Hutan untuk Pengembangan Perusahaan dan Kesejahteraan Masyarakat, (Yogyakarta: Fak. Kehutanan UGM dengan Perum Perhutani, 29-30 Maret 1999).

Peter L. Berger dan Richard J. Neuhaus, 1977, To Empower People: The Role of Mediating Structures in Public Policy, Washington: American Institute for Public Policy Research.

Rahardjo, Satjipto, 2002, Sosiologi Hukum: Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah, Surakarta: MUP.

Ramadhan al-Buthi, Sa’id, 1986, Dhawabith al-Maslahah fi al-Syari’ah al-Islamiyyah, Beirut: Mu’assasah al-Risalah.S. Scott, James, 1983, Moral Ekonomi Petani, Jakarta: LP3ES.

Sabiq, Sayyid, 1971, FiqhAs Sunnah, jilid III, Kuwait: Darul Bayan.Salam Madkur, Muhammad, 1993, Peradilan dalam Islam, Surabaya: Bina Ilmu. Sudarsono,2005, Kamus Hukum, Jakarta: Rineka Cipta

Suprapto, Edi dkk., 2004, (eds.), KonflikHutanJawa, Yogyakarta: ARupa, Icraf-Sea, Ford Foundation.

Uchjana Effendi, Onong, 2002, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, Bandung: Remaja Rosda karya.

Wawancara dengan Siti Rahma MH, advokat di LBH Semarang, tanggal 20 Juli 2007.

www.perumperhutani.com

www.perumperhutani.com/index.php. akses tanggal 26 Maret 2008.

www.republika.com/ hitampolitiklobi DPR, 10 Maret 2008, aksestanggal 25 Maret 2008.

www.wikipedia.org/wiki/lobi, aksestanggal 25 Maret 2008

Downloads

Published

2017-11-29

How to Cite

Rokhmad, A. (2017). PETANI VS NEGARA: Studi Tentang Konflik Tanah Hutan Negara dan Resolusinyadalam Perspektif Fiqh. Edudeena : Journal of Islamic Religious Education, 1(2), 101–113. https://doi.org/10.30762/ed.v1i2.452

Issue

Section

Articles