Revitalizing Local Wisdom in Realizing Religious Moderation in Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.30762/ed.v8i2.4329Keywords:
Religious Moderation, Revitalization of Local WisdomAbstract
Abstract: The aim of this research is to analyze the concept of Revitalizing Local Wisdom in Realizing Religious Moderation in Indonesia. The research approach uses qualitative with a case study design. This research was conducted for six months, from January to June 2024 in three cities in Indonesia, namely Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), North Sumatra, and Yogyakarta where these three regions can represent ethnic, religious and local wisdom traditions. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data sources come from religious leaders, traditional leaders and local communities. The data that has been collected is then analyzed using qualitative descriptive analysis techniques which include several stages, namely data collection, data reduction, and drawing conclusions. The research results show that as a diverse country with a diversity of ethnicities, customs, traditions and religions, Indonesia has room to negotiate in dialogue between cultural traditions and the concept of religious moderation. This is realized by revitalizing local wisdom from several regions, such as from (1) Aceh, like Di'iet, Sayam, Suloh and Peusijuk; (2) North Sumatra is known for Kerah and Dalihan Na Tolu, and (3) Yogyakarta is known for Prasaja, Andhap Asor and Tepa Selira. All of the examples of local wisdom above were carried out to build harmony in society and realize the values of Religious Moderation in Indonesia.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis konsep Revitalisasi Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Moderasi Beragama di Indonesia. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, mulai dari Januari hingga Juni 2024 di tiga kota di Indonesia, yakni Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, dan Yogyakarta dimana ketiga wilayah tersebut bisa mewakili keragaman etnis, agama, dan tradisi kearifan lokal. Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data berasal dari tokoh agama, pemuka adat, serta masyarakat lokal. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis melalui teknik analisis deskriptif kualitatif yang mencakup beberapa tahapan, yakni pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebagai negara yang majemuk dengan keberagaman suku bangsa, adat istiadat, tradisi, dan agama, Indonesia memiliki ruang untuk melakukan negosiasi dalam berdialog antara tradisi budaya dan konsep moderasi beragama. Hal ini diwujudkan dengan revitalisasi kearifan lokal dari beberapa daerah, seperti dari (1) Aceh berupa Di’iet, Sayam, Suloh dan Peusijuk; (2) Sumatera Utara dikenal dengan Kerah dan Dalihan Na Tolu, dan (3) Yogyakarta dikenal dengan Prasaja, Andhap Asar dan Tepa Selira. Keseluruhan contoh kearifan lokal diatas dilakukan guna membangun kerukunan dalam masyarakat dan mewujudkan nilai-nilai Moderasi Beragama di Indonesia.
Downloads
References
Abbas, S. (2011). Mediasi dalam Hukum Syariat , Hukum Adat dan Hukum Nasional. Kencana.
Amal, T. T. (2007). Revitalisasi Kearifan Lokal; Resolusi Studi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso. ICIP.
Ariadi, A., Tomalili, R., Arfa, J., Dzul Fadli, M. A., Marhum, U., & Oktaviana Ustein, D. (2022). Urgensi Hukum Adat dalam Mewujudkan Tatanan Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis dan Sejahtera. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(4), 557–562. https://doi.org/10.31949/jb.v3i4.3282
Armawi, A. (2008). Kearifan Lokal Batak Toba Dalihan Na Tolu dan Good Governance dalam Birokrasi Publik. Jurnal Filsafat, 18(2), 157–166.
Azra, A. (2002). Reposisi Hubungan Agama dan Negara: Merajut Kerukunan Antarumat. Kompas.
Bappeda. (2017). Buku I Rencena Pembangunan Jangka Menengah Aceh 2007-2012, (Banda Aceh, Tahun 2010).
Basyari, I. W. (2014). Nilai-nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Tradisi Memitu pada Masyarakat Cirebon. Edunomic, 2(1), 47–56.
Bauto, L. M. (2016). Perspektif Agama dan Kebudayaan dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 11. https://doi.org/10.17509/jpis.v23i2.1616
Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Pustaka Pelajar.
Darmawati, D. (2020). Makna Kearifan Lokal Adat Peusijuk Masyarakat Aceh Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar. Serambi Konstruktivis, 1(3), 28–34. https://doi.org/10.32672/konstruktivis.v1i3.1774
Family, W. (2019). Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia (Tim Wonderland Family (ed.)). Direktorat Pelestarian Cagar Budaya yang bekerja sama dengan Komunitas Wonderland Family.
Firmando, H. B. (2021). Kearifan Lokal Sistem Kekerabatan Dalihan Na Tolu dalam Merajut Harmoni Sosial di Kawasan Danau Toba. Aceh Anthropological Journal, 5(1), 16. https://doi.org/10.29103/aaj.v5i1.4613
Hamali, S. (2018). Agama dalam Perspektif Sosiologis. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 12(2), 86–105. https://doi.org/10.24042/ajsla.v12i2.2111
Harahap, E. R., Irwansyah, I., & Susanti, N. (2023). Interaksi Sosial Muslim dan Kristen Pasca Pembakaran Gereja di Pasar Sibuhuan Padang Lawas Sumatera Utara. Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama, 3(1), 104. https://doi.org/10.22373/arj.v3i1.17366
Harahap, S. (2017). Islam dan Modernitas. Prenada Media Group.
Harahap, S. (2018). Upaya Kolektif Perhatian Radikalisme dan Terorisme. Prenada Media Group.
Hartanta, I. M. R. (2019). Analisis Konflik dan Solusi Pemolisian dalam Konflik Antar Agama di Tanjung Balai Sumatera Utara Tahun 2016. Jurnal Ilmu Kepolisian, 11(1), 9. https://doi.org/10.35879/jik.v11i1.98
Huberman, M. and. (2014). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Metode. Sage Publications.
Ilyas, M. A., & Putra, I. (2024). Pembinaan Moderasi Beragama pada Masyarakat Desa melalui Perpustakaan Desa. 13, 116–130.
Indonesia, K. A. R. (2019). Moderasi Beragama. In Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Gedung Kementerian Agama RI Jl.MH. Thamrin No.6 Lt. 2 Jakarta Pusat.
Ishak, O. S. (2009). Reintegrasi : Implementasi dan Permasalahannya. Satgas Masyarakat Sipil Aceh.
Kamaluddin, K., Sari, I., & Anggraini, M. (2021). Intoleransi menurut Tokoh Agama Islam dan Kristen. Studia Sosia Religia, 4(1), 1–13. https://doi.org/10.51900/ssr.v4i1.9548
Kristiyanto, E. N. (2017). Kedudukan Kearifan Lokal dan Peranan Masyarakat dalam Penataan Ruang di Daerah. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 6(2), 151. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v6i2.172
Kusmanto, T. Y., Fauzi, M., & Jamil, M. M. (2015). Dialektika Radikalisme dan Anti Radikalisme di Pesantren. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 23(1), 27–50. https://doi.org/10.21580/ws.23.1.221
Kusuma, M., & Diani, R. (2022). Qishash Diyat dalam Hukum Pidana Islam lebih Mencerminkan Keadilan dari Sisi Korban. Jurnal Dinamika, 2(2), 45–54. https://doi.org/10.54895/dinamika.v2i2.1829
Lakonawa, P. (2013). Agama dan Pembentukan Cara Pandang serta Perilaku Hidup Masyarakat. Humaniora, 4(45), 790–799. https://media.neliti.com/media/publications/167476-ID-agama-dan-pembentukan-cara-pandang-serta.pdf
Marbun, & Hutapea. (1987). Kamus Batak Toba. Djambatan.
Nurainun, M., & Vita, F. (2019). Pancasila dan toleransi pada tradisi keagamaan masyarakat Yogyakarta. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 16(1), 51–58.
Nurdin, A. (2013). Revitalisasi Kearifan Lokal di Aceh: Peran Budaya dalam Menyelesaikan Konflik Masyarakat. Jurnal Analisis, XIII(1), 135–154.
Nurhadiyanto, L., & Puspita, P. (2021). Penodaan Agama Ditinjau dari Perspektif Teori Konflik: Studi Kasus Pasal Penodaan Agama di Tanjung Balai. Deviance Jurnal Kriminologi, 5(1), 20. https://doi.org/10.36080/djk.2162
Rahman, A. A. (2011). Islam dan Budaya Masyarakat Yogyakarta Ditinjau dari Perspektif Sejarah. EL HARAKAH Jurnal Budaya Islam, 13(1).
Rahman, M. T. (2020). Agama, Kekerasan dan Radikalisme.
Rohman, M. S. (2023). Pengelolaan Keragaman dan Penanganan (In)Toleransi: Studi Kasus Rumah Ibadah dan Kegiatan Keagamaan di Yogyakarta. Peradaban Journal of Religion and Society, 2(1), 59–84. http://jurnal.
Ruswahyuningsih, M. C., & Afiatin, T. (2015). Resiliensi pada Remaja Jawa. Journal of Psychology, 1(2), 96–105.
Sartini. (2020). Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat, 37(2), 111–120. https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/33910/20262
Sembiring, G. P. (2024). Kearifan Lokal pada Sistem Kekerabatan (Dalihan Na Tolu dan Rakut Si Telu) pada Masyarakat Batak Toba. Jurnal Sadewa : Publikasi Ilmu Pendidikan, Pembelajaran Dan Ilmu Sosial, 2(2), 257–268. https://journal.aripi.or.id/index.php/Sadewa/article/view/848
Setiadi, K. (2019). Pengaruh Kearifan Lokal dan Kecerdasan Spiritual terhadap Perilaku Peserta Didik. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14. http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484
Siahaan, J., & Barus, A. (2023). Fungsi dan Makna Dalihan Na Tolu pada Suku Batak Toba. USU Press.
Sihombing. (1986). Filsafat Batak tentang Kebiasaan-kebiasaan Adat Istiadat. Balai Pustaka.
Siswayanti, N. (2013). Nilai-Nilai Etika Budaya Jawa Dalam Tafsir Al-Huda. Analisa, 20(02), 207–220.
Sri Rahmayanti Berutu, Tiara Pramita Br Purba, & Sahlan Sahlan. (2022). Sistem Budaya dan Sistem Sosial. ALFIHRIS : Jurnal Inspirasi Pendidikan, 1(1), 121–130. https://doi.org/10.59246/alfihris.v1i1.122
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. In Bandung Alf.
Sukarniti, N. L. K. (2018). Desa Adat sebagai Pembentuk Disiplin dan Pemersatu Krama Desa. Cakrawarti, 01(01), 43–48.
Sumartono. (2018). Tata Kelola Ruang Museum Sonobudoyo dan Ruang Museum Radya Pustaka : Sebuah Perbandingan. Ars: Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 21(1), 1–15. https://doi.org/10.24821/ars.v21i1.3171
Suwindia, I. G., & Kurnia Wati, N. N. (2023). Pengembangan Nilai-Nilai Kearifan Lokal sebagai Bentuk Transformasi Pendidikan Agama di STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 7(1), 18–32. https://doi.org/10.37329/jpah.v7i1.1993
Tampubolon, R. O. (2023). Fenomena Intoleransi Agama di Indonesia Sebagai Penciptaan dalam Karya Seni Tari. Dance & Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, Dan Wayang, 6(1), 01–12.
Trismayangsari, R., Yuliana Hanami, Hendriati Agustiani, & Shally Novita. (2023). Gambaran Nilai dan Kebiasaan Budaya Jawa dan Batak pada Pengendalian Diri: Analisis Psikologi Budaya. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(1), 113–125. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.25225
Turyani, I., Suharini, E., & Atmaja, H. T. (2024). Norma dan Nilai Adat Istiadat dalam Kehidupan Sehari-Hari di Masyarakat. SOSIAL: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPS, 2(2), 234–243.
Wahyuni, R. (2019). Pola Komunikasi Dalihan Na Tolu pada Adat Pernikahan Etnik Mandailing di Kabupaten Mandailing Natal. At-Balagh, 3(2), 145–165.
Yunus, Y., & Mukhlisin. (2020). Sosial-Budaya: Harmonisasi Agama dan Budaya dalam Pendidikan Toleransi. Kalam: Jurnal Agama Dan Sosial Humaniora, 8(2), 1–26. https://doi.org/10.47574/kalam.v8i2.78
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Syahrin Harahap, Sholahudin Harahap, Sorimonang Sori Monang Rangkuti an-Nadwi; Rafli Kahfi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.